Translate Di Sini.......

Jumat, 20 Januari 2012

Kesenian, Masyarakat, dan Kebudayaan



Pemahaman terhadap seni, baik seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan, tidak hanya bertumpu pada satu pandangan saja. Seni tidak hanya dimaksudkan untuk sekadar menampilkan garis, bidang, warna, bentuk, dan prinsip-prinsip keindahannya saja, tetapi juga
mencerminkan identitas kebudayaan Indonesia. Kajian seni di Indonesia dengan masyarakat dan kebudayaannya yang bersifat majemuk, membutuhkan keterbukaan dari berbagai disiplin ilmu agar wacana seni semakin berkembang berdasarkan wawasan budaya yang utuh, menyeluruh, dan mendalam.

Dewasa ini, perhatian terhadap seni dari berbagai disiplin ilmu semakin berkembang. Penelitian-penelitian Sosiologi, Antropologi, Psikologi, dan Sejarah dilakukan dengan menggunakan teori, konsep, dan metode yang secara khas menjadi acuan dari berbagai disiplin ilmu tersebut. Kesenian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehingga dapat dikatakan bahwa kesenian mengekspresikan keindahan secara keseluruhan. Tidak ada masyarakat yang kebudayaannya tidak mengandung unsur kesenian.

Betapapun sederhananya kehidupan manusia, tidak ada yang mengabaikan kebutuhan akan keindahan. Kebutuhan tersebut kemudian ditentukan secara budaya, sejalan dengan fungsi-fungsinya dalam ruang lingkup yang luas dan menyatu dengan aspek-aspek budaya lainnya.

Kesenian lahir bersama-sama dengan manusia beserta segala harkat dan martabat kemanusiaannya. Fungsi otak manusia memungkinkan terjadinya asosiasi bahasa dengan emosi atau penglihatan dan pendengaran dengan emosi sehingga emosi tersebut secara mendalam dapat dialihkan menjadi karya-karya agung, salah satunya dalam bentuk kesenian.

Penegasan ini dimaksudkan untuk memahami bahwa ekspresi manusia dalam berkarya tidak hanya dengan melihat unsur keindahannya, tetapi juga unsur budaya, seperti nilai-nilai, pengetahuan kepercayaan, aturan-aturan, dan cara-cara bertingkah laku. Manusia berkomunikasi dengan bahasa, berkiprah dalam kesenian, mengembangkan teknologi, bahkan
hampir seluruh aktivitasnya menjadi bermakna karena hasil budaya.

Suatu karya belum dapat disebut sebagai karya seni apabila belum dinilai oleh seorang atau masyarakat. Suatu benda dapat dikatakan atau dianggap sebagai karya seni sangat bergantung pada penilaian seseorang atau masyarakat.

Terdapat dua macam gejala yang bersentuhan dengan seni. Pertama, gejala seni yang hanya dipandang sebagai produk, bukan hasil ekspresi akan keindahan. Gejala seni ini lebih merupakan perwujudan keyakinan, pengetahuan, atau nilai-nilai. Kedua, sebuah karya seni memang bermuatan pengetahuan, keyakinan, atau nilai-nilai. Karya itu sendiri diakui sebagai ekspresi keindahan.

Dari kedua gejala ini, keindahan suatu karya seni dapat dilihat melalui dua faktor, sebagai berikut.

- Faktor intraestetik, yaitu faktor yang mengacu pada keindahan karya seni itu sendiri.

- Faktor ekstraestetik, yaitu faktor yang mengacu pada muatan, latar belakang, nilai-nilai, pengetahuan, keyakinan, dan unsur lingkungan yang mewarnai perwujudan karya seni tersebut.

Jika seorang seniman atau pelaku seni ingin agar karyanya dinilai sebagai suatu karya seni, ia akan berjuang untuk menciptakan dan mengembangkan karya seninya dengan memunculkan ekspresi dan kreativitas. Seorang seniman dituntut untuk memiliki kreativitas yang lebih dalam berkarya agar dapat menghasilkan karya-karya seni yang dapat diterima secara umum oleh sistem yang berlaku di masyarakat.
Jika sebuah karya seni telah diterima oleh masyarakat, karya seni tersebut lama kelamaan akan terbentuk oleh dan berkembang bersama tradisi masyarakat tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, dapatlah dipahami bahwa kesenian memberikan ruang bagi wacana tempat bersemayamnya pikiran dan rasa sehingga tercipta suatu bentuk budaya. Seni terdapat dalam diri setiap orang sebagai individual, sebagai anggota masyarakat, dan juga dalam masyarakat itu sendiri.

Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang Keren Komend Dong..?