Sukses 98% dibentuk oleh kegagalan dan kesalahan.
— Seichiro Honda
Saya membangun IBM dengan melipatgandakan kegagalan.
— Thomas J. Watson
Bekerja di perusahaan terkemuka dan sukses itu
mudah.
Tetapi, bila Anda gagal, Anda dipaksa menjadi
kreatif;
dan berpikir secara mendalam. Di perusahaan yang
gagal,
Anda harus selalu mempertanyakan asumsi-asumsi.
Saya menginginkan beberapa orang di sekitar saya
yang pernah melalui proses kegagalan.
— Bill Gate
Kita lebih sering belajar bijaksana dari kegagalan
daripada keberhasilan. Karena itu, orang yang
tidak pernah gagal mungkin tidak menemukan
kebijaksanaan apapun.
— Samuel Smiles
Tidak penting berapa kali Anda jatuh,
yang penting berapa kali Anda bangkit.
— Abraham Lincoln
Kegagalan terbesar dalam hidup kita adalah
bila kita tidak belajar sedikitpun dari kegagalan tersebut.
— Andrias Harefa
Bila Anda mengalami musibah, toko terbakar atau dijarah, di-PHK dari pekerjaan Anda, atau harta yang Anda kumpulkan dengan susah payah selama puluhan tahun habis dirampok, Anda mungkin akan merasa gagal dalam hidup ini. Hari esok terasa gelap gulita seperti Pulau Madura yang kehilangan pasokan listrik akibat kabel bawah laut milik PLN disenggol jangkar kapal tak bertanggung jawab.
Bila Anda seorang wiraniaga otomotif atau staf pemasaran di bisnis properti yang memulai karier sejak Indonesia dilanda badai krisis pertengahan 1997, tidak mudah menunjukkan prestasi kerja kepada perusahaan. Tidak kurang dari 60% bisnis hancur total karena mengikuti ajaran sesat untuk “rajin berhutang”. Lokasi-lokasi strategis yang pernah disebut sebagai Segitiga Emas di Jakarta, telah berubah menjadi killing field (ladang pembantaian) dan perusahaan-perusahaan yang masih mencoba bertahan memilih untuk pindah ke daerah pinggiran atau beralih wujud menjadi small office home office (SOHO).
Bila Anda baru lulus dari perguruan tinggi yang statusnya tidak akan pernah disamakan (alias terdengar sayup-sayup) dan berusaha mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi pada masa gonjang-ganjing ekonomi (dan politik) di negeri ini, maka janganlah bermimpi untuk mendapatkannya dengan mudah.
Namun putus asa dan bunuh diri bukanlah pilihan satu-satunya. Anda juga tidak harus menjadi gila atau ikut-ikutan menjadi Pak Ogah di putaran jalan tertentu. Menangis dan menggerutu atau ikut-ikut demonstrasi, menjarah dan bikin onar, juga bukan pilihan yang dianjurkan (kecuali bila Anda berniat menjadi “provokator”). Masih sangat banyak pilihan lain yang dapat Anda lakukan untuk menyiasati situasi sulit, baik sebagai wiraniaga, pencari kerja, pengusaha (yang tokonya habis dijarah atau terbakar), atau apapun juga. Dan untuk mendapatkan pilihan yang lebih baik, Anda perlu menghindarkan diri dari jebakan perasaan gagal.
Untuk terhindar dari jebakan maut itu, Anda memerlukan persepsi dan sikap yang tepat mengenai makna kegagalan.
Persepsi dan Sikap terhadap Kegagalan
Kegagalan itu penting jika kita memiliki persepsi dan sikap yang tepat mengenai kegagalan tersebut. Kekeliruan terbesar yang membuat kita sulit bangkit dari kegagalan adalah pandangan yang salah kaprah dan asumsi yang menyesatkan jiwa. Banyak orang berpikir bahwa orang-orang yang berhasil adalah mereka yang selalu berhasil dan orang yang mengalami kegagalan (apalagi beruntun) tidak mungkin berhasil.
Pustaka-Kegagalan Terbesar Dalam Hidup KitaMematahkan belenggu motivasi: membangkitkan energi penggerak sumber daya manusia Oleh Andrias Harefa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yang Keren Komend Dong..?