Bicara tentang Cinta bagi sebagian besar umat manusia memang cukup menggelitik betapa tidak kosakata yang terangkai atas lima huruf ini bisa membuat seseorang tersenyum dengan manisnya, menangis hingga tersedu-sedu, makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, terkadang senyam-senyum sendiri bahkan jika seseorang yang mabuk cinta telah mencapai derajat kronis nekad menggantikan posisi coklat dengan racun serangga sebagai snack pengganti, Al-hasil hidup nekad mati muda.
Kata-kata C-I-eN-Te-A memang telah menyusup ke segala lini kehidupan, kosakata ini sangat mudah kita temukan baik itu di dunia maya apalagi dunia nyata, dan cukup banyak para pejuang yang memperjuangkan Cinta baik itu lewat coretan buku, novel ataupun karangan fiksi dan nonfiksi lainnya, pembahasannya juga beragam mulai dari Cinta monyet, Cinta harta, Cinta mama, Cinta papa, Cinta dunia, Cinta si dia, Cinta binatang piaraan dan masih banyak yang lain, kesimpulannya demam Cinta telah mewabah dimana-mana.
Terlepas dari sadar atau tidaknya kita bahwa pada dasarnya kita semua sedang dilanda demam Cinta baik skala kecil ataupun besar, semua dimensi roda kehidupan bisa menggelinding karena adanya dorongan rasa Cinta, jika kita mau menoleh jauh kebelakang bahwa kita terlahir dan nenek moyang kita bisa mempertahankan regenerasi anak cucunya itu karena adanya rasa Cinta, maka tidak salah lagi sang penyair Cinta Arafiq mengatakan dalam salah satu bait lagunya : “Rasa Cinta Pasti ada pada makhluk yang bernyawa, takkan hilang selamanya sampai akhir masa”.
Cinta memang cukup berpengaruh bagi kehidupan makhluk yang bernyawa khususnya manusia, Cinta terkadang bisa menghilangkan rasa sakit namun terkadang bisa menimbulkan penyakit. Jika kita mau berpikir secara rasional, mengkaji hipotesa Cinta, mengumpulkan data-data Cinta, mengolah data Cinta tersebut, menganalisa data yang telah diolah dan kemudian beri kesimpulan pasti kebanyakan dari kita menyimpulkan hasil penelitian bahwa Cinta pada era Modern sekarang adalah “Cinta Karena” bukan “Cinta Walaupun”. Seperti pada beberapa Kasus “Ada uang Abangku Sayang, Gak Beruang Abangku tendang”.
Cinta yang sesungguhnya adalah “Cinta Walaupun” karena cinta “Cinta Walaupun” adalah sebuah rasa Cinta yang terlahir dari Kesungguhan hati tanpa mengharapkan pamrih atau balasan. Sedangkan “Cinta Karena” adalah Cinta yang terlahir karena adanya faktor sesuatu atau bisa jadi Cinta yang bersumber dari nafsu semata. “Cinta Walaupun” adalah “Cinta apa adanya” sedangkan Sedangkan “Cinta Karena” adalah “Cinta ada apanya”. Nah kesimpulannya Cinta adalah sebuah rasa yang lumrah dimiliki oleh makhluk yang bernyawa, jika kita sedang jatuh atau demam Cinta itu sah-sah saja, tapi satu hal yang perlu di ingat jatuh kejurang Cinta itu yang harus dihindari. [] http://www.sarjoni.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yang Keren Komend Dong..?