TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri meminta maaf atas kekerasan yang menimpa wartawan, saat meliput demonstrasi menolak kenaikan harga BBM, kemarin.
Kasus kekerasan antara lain seperti perampasan memory card milik kamewaran televisi di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2012). Juga, perampasan kamera televisi di Padalarang, Jawa Barat, dan di Aceh.
"Kami mohon maaf kepada rekan-rekan pimpinan redaksi, karena ada perlakuan dari anggota kami yang tidak pada tempatnya, yaitu perampasan kamera dan memory card," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution, saat menerima kedatangan sejumlah perwakilan media yang mengadukan permasalahan tersebut, di Mabes Polri, Rabu (28/3/2012).
Kini, Mabes Polri sudah memerintahkan jajaran Polda Metro Jaya untuk mencari siapa oknum anggota yang melakukan perampasan tersebut.
"Pimpinan kami sudah menegaskan kepada anggota yang melakukan penyimpangan, akan diberikan tindakan. Kalau ada penyimpangan disiplin, akan kami beri hukuman pelanggaran disiplin, kalau ada penyimpangan kode etik, akan kami beri hukuman kode etik, dan bila melakukan penyimpangan pidana, akan kami pidanakan," beber Saud.
Saud mengungkapkan, pihaknya akan memberikan tindakan tegas kepada anggotanya yang melakukan pelanggaran, karena menyangkut citra kepolisian yang saat ini sedang dibangun.
"Bila terjadi seperti itu, maka rusak lagi citra kami yang sedang dibangun," tukasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yang Keren Komend Dong..?